1. Sapek (Kalimantan Timur)
Jenis Berdasarkan
Fungsi : Alat music yang berguna untuk menyambut tamu dan sebagai alat music dalam pertunjukan khas daerah
Bentuk : Sementara satunya berbadan kecil memanjang. Pada bagian ujungnya berbentuk kecil dengan panjangnya sekitar 1,5 meter. Orang menyebutnya dengan sape’ Kenyah, karena ditemui oleh orang Kenyah. Sape’ ini memiliki tangga nada 11-12. Talinya dari senar gitar atau dawai yang halus lainnya, tiga sampai lima untai.
Sumber Bunyi : dari dawai yang di petik
2. Gamelan (Jawa Timur, D.I Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Barat)
Jenis Berdasarkan
Fungsi : Upacara keraton, pertunjukan seni
Bentuk : SEbuah alat yang berbentuk seperti gong dan terbuat dari logam, Satu perangkat gamelan terdiri dari instrumen saron, demung, gong, kenong, slenthem, bonang dan beberapa instrumen lainnya. Gamelan mempunyai nada pentatonis/pentatonic.
Sumber Bunyi : Dari gamelan yang terbuat dari logan yang di pukul oleh pemain music
Jenis jenis gamelan :
Gamelan Jawa
Gamelan Bali
Gamelan Sunda
Gamelan Banyuwangi
Gamelan Banjar
Gamelan Kutai
Gamelan Sasak
Gambang Kromong
Gambang Semarang
Gamelan Amerika (American Gamelan)
Tamabahan : Gamelan adalah ensembel musik yang biasanya menonjolkan metalofon, gambang, gendang, dan gong. Orkes gamelan kebanyakan terdapat di pulau Jawa, Madura, Bali, dan Lombok di Indonesia dalam berbagai jenis ukuran dan bentuk ensembel. Di Bali dan Lombok saat ini, dan di Jawa lewat abad ke-18, istilah gong lebih dianggap sinonim dengan gamelan.
Penalaan dan pembuatan orkes gamelan adalah suatu proses yang kompleks. Gamelan menggunakan empat cara penalaan, yaitu sléndro, pélog, "Degung" (khusus daerah Sunda, atau Jawa Barat), dan "madenda" (juga dikenal sebagai diatonis, sama seperti skala minor asli yang banyak dipakai di Eropa
3. Kendhang (Jawa Timur, Jawa Barat)
Jenis Berdasarkan
Fungsi : mengiringi tari, wayang ketropak, fungsi utamanya mengatur irama Bisa juga dimainkan cepat pada pembukaan lagu jenis lancaran ,ladrang irama tanggung. Untuk wayangan
Bentuk : kayu yang di bentuk seperti tabung tapi lubang keduanya di tutupi oleh kulit hewan Jenis kendang yang kecil disebut ketipung, yang menengah disebut kendang ciblon/kebar.Pasangan ketipung ada satu lagi bernama kendang gedhe biasa disebut kendang kalih.Kendang kalih dimainkan pada lagu atau gendhing yang berkarakter halus seperti ketawang, gendhing kethuk kalih, dan ladrang irama dadi.
Sumber Bunyi : dari membrane kulit binatang yang di pukul Instrument ini dibunyikan dengan tangan, tanpa alat bantu.
4. Rebab (Jawa Timur, Jawa barat dan Jawa Tengah)
Jenis Berdasarkan
Fungsi : mengiringi tari, dan pertunjukan khas setempat
Bentuk : Rebabb terbuat dari bahan kayu dan resonatornya ditutup dengan kulit tipis, mempunyai dua buah senar/dawai dan mempunyai tangga nada pentatonis.
Sumber Bunyi : dari dawai yang di gesek
Tambahan : Rebab,(Arab: الرباب or رباب juga dilapalkan sebagai :rebap, rabab, rebeb, rababah, al-rababa ) adalah alat musik gesek yang biasanya menggunakan 2 atau 3 dawai, alat musik ini banyak di temukan di negara-negara Islam.
Alat musik yang menggunakan penggesek dan mempunyai tiga atau dua utas tali dari dawai logam (tembaga) ini badannya menggunakan kayu nangka dan berongga di bagian dalam ditutup dengan kulit lembu yang dikeringkan sebagai pengeras suara.
5. Seruling (hampir di semua nusantara mempunyai alat music seruling)
Jenis berdasarkan
Fungsi : mengiringi pertunjukan khas setempat
Bentuk : Suling Lembang berasal dari daerah Toraja yang mempunyai panjang antara 40-100cm dengan garis tengah 2cm.
Sumber Bunyi : dari lubang seruling yang di tiup oleh pemain seruling dan nada dapat di atur sesuai lubang yang di tutup
Tambahan : Suling adalah alat musik dari keluarga alat musik tiup kayu. Suara suling berciri lembut dan dapat dipadukan dengan alat musik lainnya dengan baik.
Suling modern untuk para ahli umumnya terbuat dari perak, emas atau campuran keduanya. Sedangkan suling untuk pelajar umumnya terbuat dari nikel-perak, atau logam yang dilapisi perak.
Suling konser standar ditalakan di C dan mempunyai jangkauan nada 3 oktaf dimulai dari middle C. Akan tetapi, pada beberapa suling untuk para ahli ada kunci tambahan untuk mencapai nada B di bawah middle C. Ini berarti suling merupakan salah satu alat musik orkes yang tinggi, hanya piccolo yang lebih tinggi lagi dari suling. Piccolo adalah suling kecil yang ditalakan satu oktaf lebih tinggi dari suling konser standar. Piccolo juga umumnya digunakan dalam orkes.
Suling konser modern memiliki banyak pilihan. Thumb key B-flat (diciptakan dan dirintis oleh Briccialdi) standar. B foot joint, akan tetapi, adalah pilihan ekstra untuk model menengah ke atas dan profesional.
Suling open-holed, juga biasa disebut French Flute (di mana beberapa kunci memiliki lubang di tengahnya sehingga pemain harus menutupnya dengan jarinya) umum pada pemain tingkat konser. Namun beberapa pemain suling (terutama para pelajar, dan bahkan beberapa para ahli) memilih closed-hole plateau key. Para pelajar umumnya menggunakan penutup sementara untuk menutup lubang tersebut sampai mereka berhasil menguasai penempatan jari yang sangat tepat.
Beberapa orang mempercayai bahwa kunci open-hole mampu menghasilkan suara yang lebih keras dan lebih jelas pada nada-nada rendah.
Suling konser disebut juga suling Boehm, atau suling saja.
6. Angklung (jawa barat )
Angklung adalah alat musik tradisional Indonesia yang berasal dar Tanah Sunda, terbuat dari bambu, yang dibunyikan dengan cara digoyangkan (bunyi disebabkan oleh benturan badan pipa bambu) sehingga menghasilkan bunyi yang bergetar dalam susunan nada 2, 3, sampai 4 nada dalam setiap ukuran, baik besar maupun kecil. Laras (nada) alat musik angklung sebagai musik tradisi Sunda kebanyakan adalah salendro dan pelog.
7. Calunh (Jawa Barat)
Jenis Berdasarkan
Calung adalah alat musik Sunda yang merupakan prototipe dari angklung. Berbeda dengan angklung yang dimainkan dengan cara digoyangkan, cara menabuh calung adalah dengan mepukul batang (wilahan, bilah) dari ruas-ruas (tabung bambu) yang tersusun menurut titi laras (tangga nada) pentatonik (da-mi-na-ti-la). Jenis bambu untuk pembuatan calung kebanyakan dari awi wulung (bambu hitam), namun ada pula yang dibuat dari awi temen (bambu yang berwarna putih).
Pengertian calung selain sebagai alat musik juga melekat dengan sebutan seni pertunjukan. Ada dua bentuk calung Sunda yang dikenal, yakni calung rantay dan calung jinjing.
8. Rebana (dari Jawa tetapi sekarang telah menyebar di seluruh Nusantara dan memepunyai cirri yang berbeda )
Jenis Berdasarkan
Fungsi : mengiringi lagu lagu bernafaskan islam
Bentuk : berbentuk tabung tetapi tidak memanjang melainkan melebar dan lubang yang di atas di tutupi oleh kulit hewan dan yang di bawah sengaja untuk tidak di tutup
Sumber Bunyi : dari kulit hewan yang di pukul
Tambahan : Rebana adalah gendang berbentuk bundar dan pipih. Bingkai berbentuk lingkaran dari kayu yang dibubut, dengan salah satu sisi untuk ditepuk berlapis kulit kambing. Kesenian di Malaysia, Brunei, Indonesia dan Singapura yang sering memakai rebana adalah musik irama padang pasir, misalnya, gambus, kasidah dan hadroh.
Bagi masyarakat Melayu di negeri Pahang, permainan rebana sangat populer, terutamanya di kalangan penduduk di sekitar Sungai Pahang. Tepukan rebana mengiringi lagu-lagu tradisional seperti indong-indong, burung kenek-kenek, dan pelanduk-pelanduk. Di Malaysia, selain rebana berukuran biasa, terdapat juga rebana besar yang diberi nama Rebana Ubi, dimainkannya pada hari-hari raya untuk mempertandingkan bunyi dan irama.
9. Beduk (dari jawa dan telah menyebar ke seluruh nusantara dan mempunyai cirri yang berbeda)
Jenis berdasarkan
Fungsi : Memanggil orang saat waktu sahalat tiba dan berguan untuk melakukan takbiran
Bentuk : berbentuk tabung dan sangat besar kedua lubangnya di tutupi oleh kulit binatang biasanya kulit sapi Fungsi sosial : bedug berfungsi sebagai alat komunikasi atau petanda kegiatan masyarakat, mulai dari ibadah, petanda bahaya, hingga petanda berkumpulnya sebuah komuntas.
Fungsi estetika : bedug berfungsi dalam pengembangan dunia kreatif, konsep, dan budaya material musikal.
Sumber Bunyi : dari membrane kulit hewan yang di pukul
Tamabahan : Bedug adalah alat musik tabuh seperti gendang. Bedug merupakan instrumen musik tradisional yang telah digunakan sejak ribuan tahun lalu, yang memiliki fungsi sebagai alat komunikasi tradisional, baik dalam kegiatan ritual keagamaan maupun politik. Di Indonesia, sebuah bedug biasa dibunyikan untuk pemberitahuan mengenai waktu shalat atau sembahyang. Bedug terbuat dari sepotong batang kayu besar atau pohon enau sepanjang kira-kira satu meter atau lebih. Bagian tengah batang dilubangi sehingga berbentuk tabung besar. Ujung batang yang berukuran lebih besar ditutup dengan kulit binatang yang berfungsi sebagai membran atau selaput gendang. Bila ditabuh, bedug menimbulkan suara berat, bernada khas, rendah, tetapi dapat terdengar sampai jarak yang cukup jauh.
10. Kentongan (dari seluruh pelosok Nusantara kecuali daerah papua NT dan Maluku)
Jenis berdasarkan
Fungsi : Memanggil orang saat terjadi sesuatu di perkampungan atau di kompleks rumah
Bentuk : berbentuk tabung dan di tengah pinggir terdapat lubang yang memanjang
Sumber Bunyi : dari membrane bamboo yang di pukul
Tambahan : Kentongan atau kentung-kentung adalah alat komunikasi jarak jauh tradisional yang terbuat dari bambu atau kayu berongga. Kentongan dipukul untuk memberi tanda bahaya, sebagai penanda waktu, atau sebagai seruan untuk berkumpul bagi penduduk yang mendengarkannya. Pesan yang dikirim, diidentifikasi melalui perbedaan ritme dan selang suara tabuhannya. Tiap daerah biasanya memiliki kode pukulan kentongan yang berbeda. Pemaknaan terhadap bunyi kentongan tergantung dari kebiasaan di daerah masing-masing.
Di zaman sekarang, peran kentongan sebagai penyiar informasi telah banyak digantikan oleh peralatan komunikasi elektronik. Kentongan lebih banyak digunakan sebagai hiasan ruangan dan hanya ditabuh pada upacara-upacara adat.